Rabu, 16 Maret 2011

Sejarah Singkat Perjalanan Bangsa Yahudi (Bani Israil) di Tanah Palestina.

                Pada abad sembilan belas sebelum masehi, Nabi Ibrahim AS (Abraham) berpindah ke suatu daerah di tanah Palestina, bernama Kanaan. Lalu Nabi Ibrahim bersama pengikutnya tersebut menetap di daerah yang bernama Al-Khalil yang sekarang dikenal dengan nama Hebron. Pada saat pertama kali tiba di Kanaan, di daerah tersebut telah lebih dulu ada sekelompok orang yang dikenal sebagai bangsa Philistine, dengan keadaan bangsa tersebut masih memuja berhala, lalu Nabi Ibrahim akhirnya berhasil menyerukan untuk meninggalkan kemusyrikan dan kekufuran mereka.
                Pada masa itu, Nabi Ibrahim membuatkan pula rumah untuk istri pertama dan anaknya Siti Hajar dan Nabi Ismail AS (Ishmael) di Mekkah, namun istri kedua dan anaknya, Siti Sarah dan Nabi Ishaq AS (Isaac) memutuskan tetap tinggal di Kanaan.
                Seiring waktu berlalu, anak Nabi Ishaq yaitu Nabi Yakub AS (Jacob), memutuskan pindah ke Mesir karena anaknya, Nabi Yusuf AS (Joseph) adalah salah satu pejabat disana dan harus melakukan tugas kenegaraan. Nah, kedua belas anak Nabi Yakub itulah disebut yang dengan Bani Israil (kecuali Nabi Yusuf). Para Bani Israil itupun hidup dengan damai dan beranak-pinak selama berpuluh-puluh tahun di Mesir.
                Hingga pada suatu masa ketika Mesir diperintah Firaun, keadaan berubah total, para Bani Israil yang tadinya hidup tenteram dan damai, mulai diusik oleh kekejaman dan kebengisan Firaun. Mereka dijadikan budak untuk kerja paksa dan sebagian besar dari mereka mati sia-sia. Pada zaman tersebut, Allah SWT mengutus Nabi Musa (Moses) untuk menyelamatkan para Bani Israil dari siksaan Firaun.
                Suatu masa, Nabi Musa berhasil membawa Bani Israil yang disebut juga dengan bangsa Israel tersebut kabur dari Mesir. Akan tetapi mereka terus dikejar-kejar Firaun bersama bala tentaranya hingga di tepi Laut Merah. Namun dengan mukjizat Allah, mereka berhasil selamat dari kejaran Firaun dan tentaranya itu.
               Pada sekitar tahun 1250 sebelum masehi, mereka tinggal di semenanjung Sinai. Dan setelah mereka menetap di daerah tersebut beberapa tahun, sifat kafir mereka mulai nampak muncul. Itu terjadi ketika mereka ditinggalkan sementara oleh Nabi Musa yang pergi ke Gunung Sinai untuk menerima wahyu. Saat itu mereka malah menyembah patung sapi emas yang dibuat oleh salah satu Bani Israil. Namun Nabi Musa masih bisa mengembalikan mereka ke jalan yang benar.
               Dan satu ketika Nabi Musa memerintahkan mereka agar memasuki daerah Kanaan, dengan berseru “Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi. (Qur’an, 5:21).
                Rupanya perintah dari Nabi Musa inilah yang disalah artikan oleh Bangsa Israel hingga detik ini. Kata-kata “Tanah suci yang telah ditentukan Allah bagimu,” itulah yang membuat para bangsa Israel  hingga kini terus-menerus menjajah dan mengambil alih secara paksa tanah Palestina.
                Setelah masa Nabi Musa, Allah SWT pun mengutus Nabi Daud AS (David) ke tengah-tengah bangsa Israel. Dan pada masa Nabi Daud, beliau berhasil menjadi raja Israel setelah mengalahkan raksasa bengis yang kita kenal dengan nama Goilath. Pada masa kepemimpinannya, Israel mencapai puncak kejayaannya dan hidup berdampingan secara damai. Daerah kekuasaannya mulai dari tepi Sungai Nil di selatan hingga ke tepi Sungai Eufrat di utara yang kita kenal sekarang Irak.
                 Dan pada kepemimpinan putra Nabi Daud, Nabi Sulaiman AS (Solomon), Israel terus mengalami kemajuan terutama di bidang arsitektur, terbukti ketika Nabi Sulaiman membangun istana dan biara-biara megah di Yerusalem. Dan menurut beberapa keyakinan, Masjid Al-Aqsa di Yerusalem sekarang berdiri di bekas tanah yang dahulunya berdiri biara megah buatan Nabi Sulaiman, yang dikenal dengan sebutan Solomon Temple.
                 Setelah masa Nabi Sulaiman berakhir, Allah SWT mengutus beberapa Nabi untuk mereka, namun sebagian besar mereka mengingkarinya bahkan melakukan perlawanan kepada nabi-nabi Allah yang diutus.
Karena sifat kufur mereka, bangsa Israel terus mengalami kemunduran. Dan tanah suci itu pun dikuasai oleh beberapa bangsa pemuja berhala. Salah satunya oleh Kerajaan Romawi. Ketika emporium Romawi berkuasa, Allah mengutus Nabi Isa AS (Jesus) untuk bangsa Israel. Namun lagi-lagi para Yahudi tersebut mengingkari Nabi mereka, hanya sebagian kecil dari mereka yang patuh terhadapnya. Allah SWT pun murka dan menghukum mereka melalui Kerajaan Romawi yang mengusir mereka. Pasukan Romawi juga membakar dan meruntuhkan biara-biara di Yerusalem termasuk Solomon Temple yang terkenal itu. Nah, mulai saat itulah bangsa Israel (Yahudi) menyebar ke seluruh penjuru dunia.
               Oleh karena itulah, pada awal abad 19, mereka berusaha “kembali” ke tanah suci Palestina untuk menempati wilayah tersebut. Mereka mengklaim bahwa tanah suci Palestina adalah tanah yang dijanjikan oleh Tuhan. Padahal pemahaman ini sangat keliru bila kita merujuk perintah Nabi Musa yang difirmankan oleh Allah diatas.
                Nabi Ibrahim yang seorang ras Yahudi pun dalam kenyataannya tidak pernah memiliki sejengkal pun tanah miliki bangsa Palestina itu. Karena ketika beliau pertama kali datang ke Kanaan pun sudah ada yang menempati daerah ini terlebih dahulu. Untuk bermukim disana, Nabi Ibrahim pun meminta izin lebih dahulu kepada penduduk setempat yang bernama bangsa Philistine.
                Jelas sekarang tanah suci Palestina bukanlah milik Zionis Yahudi, namun tanah ini memang dijanjikan untuk bangsa yang  selalu teguh memegang perintah Allah SWT, yakni bangsa Palestina.