Apa itu
HI? Untuk apa itu HI? Mengapa harus HI?
Beberapa
pertanyaan tersebut sering saya dengar saat bertanya mengenai jurusan kuliah
saya. Jadi saya coba untuk memaparkan HI tersebut berdasarkan pengalaman hampir
dua tahun saya belajar dan menyelami HI.
HI
adalah Hubungan Internasional. Biasa terdapat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik. Seperti namanya, di HI kami belajar banyak tentang interaksi sesama
manusia dan juga bagaimana mereka berpolitik, melakukan kegiatan tersebut
secara sistematis dan struktural. Namun di HI, bukan sembarang interaksi dan
juga cara berpolitik biasa yang kami pelajari, namun kembali ke nama nya, kami
mempelajari berbagai interaksi manusia mulai dari sebagai individu, kelompok dan
tentu saja interaksi antar negara. Begitupun politik nya lebih cenderung
mempelajari politik luar negeri dalam sistem internasional. Tentunya hal ini
akan lebih advance dibanding politik
dalam negeri mengingat dinamika dunia internasional yang selalu berkembang
setiap saat.
HI
termasuk jurusan yang paling lengkap dalam mempelajari berbagai ilmu. Bagaimana
tidak, selain sosial dan politik, disini kami juga mempelajari Ekonomi, Hukum,
Bahasa, Budaya, Administrasi bahkan ilmu hitung-menghitung dan masih banyak
yang lainnya. Kenapa? Karena setiap peristiwa di dunia internasional yang
terjadi tidak akan lepas dari itu semua. Contoh dalam interaksi antar negara,
mereka melakukan perdagangan, maka perspektif ekonomi lah yang digunakan,
begitu juga yang lainnya. Bila HI adalah sebuah kesatuan tubuh, maka itu semua
adalah tulangnya.
Perlu
diketahui pula, bahwa HI atau interaksi negara yang sekarang ini baru dimulai
tahun 1648 saat terjadinya peristiwa Peace
of Wetphalia.yang mengakhiri perang tiga puluh tahun antara kelompok
Kristen Protestan dan Katholik, keduanya masih ada dalam kekuasaan Emporium Kerajaan
Romawi. Peace of Westphalia akhirnya
menghasilkan sebuah konsep baru mengenai sistem global saat itu. Keadaan
negara-negara yang dominan berbentuk kerajaan atau emporium mulai terkikis oleh
bentuk nation-state atau negara
bangsa seperti sekarang ini. Di saat yang bersamaan muncul konsep sovereignity atau kedaulatan. Kedaulatan
bisa dianalogikan sebagai pagar yang jelas yang membatasi mana yang merupakan
urusan negara masing-masing.
Kemudian
pada intinya, interaksi dalam HI hanya ada dua, yakni cooperation atau kerjasama dan conflict
atau konflik. Perbedaan keduanya akan saya jelaskan dalam tulisan berikutnya.
Dalam
HI itu banyak belajar teori? Well, harus
saya katakan iya. Teori itu merupakan modal penting dalam menyelami HI, selain
modal pengetahuan isu HI tentunya. Bisa saya katakan teori dalam HI itu
bagaikan kerangka yang siap dibungkus oleh berbagai macam bahan dan pada
akhirnya akan menghasilkan bentuk hasil akhir yang nyata dan indah. Teori juga
bisa disebut kacamata/perspektif yang berguna memberi kita pandangan dan
anggapan apa saja yang ada dalam HI. Teori itu sebuah sudut pandang dan sebuah
arah yang akan menunjukkan kemana kita harus pergi dan melangkah.
Baiklah
teori-teori utama dalam HI itu ada Realisme dan Liberalisme/Idealisme. Nah kedua teori
inilah yang akan menghasilkan teori-teori lainnya yang banyak sudut pandangnya
banyak meminjam dari keduanya. Masing-masing teori akan saya tulis juga dalam
postingan berikutnya.
Saya
akan coba mengasosiasikan dua teori utama tersebut secara singkat. Pertama
Realisme. Bayangkan ada tiga orang bernama A, B dan C. Nah dalam kesehariannya,
masing-masing mereka saling mencurigai satu sama lain, menganggap mereka
ancaman, si A takut si B dan C bekerja sama begitu pula yang lainnya. Mereka
masing-masing melakukan sesuatu demi kepentingan mereka yang utama. Itulah
realisme, dalam teori atau perspektif ini berbicara bahwa sesungguhnya manusia
itu jahat dan akan melakukan apa saja demi tercapainya keinginan mereka. Nah
dalam HI orang-orang itu berwujud negara. Teori ini merupakan teori utama dalam
HI.
Kemudian
Liberalisme, kebalikan dari realisme, bila tadi si A, B dan C saling mencurigai
dan menganggap orang selain mereka adalah ancaman, maka dalam liberalisme akan
menganggap mereka akan bisa saling bekerjasama dalam sebuah interaksi dan
kegiatan apapun untuk mencapai kepentingan bersama. Teori ini memiliki
keyakinan bahwa sesungguhnya manusia itu memiliki sifat yang baik dan bisa
bekerjasama. Juga dalam HI orang tersebut akan berwujud sebagai negara.
Nah
selain dua teori tersebut. Isu yang dipelajari juga terbagi dua, isu
tradisional dan non-tradisional. Isu tradisional berbicara hanya sebatas
perang, militer dan perdamaian. Sedangkan isu non-tradisional mencakup seperti
HAM, perubahan iklim, pengungsi, kemisikinan, bencana alam dan kerjasama
lainnya.
Ada empat
aktor utama dalam HI, yakni negara, organisasi internasional seperti PBB, ASEAN,
OPEC dll, MNC atau perusahaan multinasional yang jangkauannya sudah mendunia
dan terakhir individu meskipun cakupannya tidak terlalu besar.
Nah
berbagai hal diatas tersebut bisa kita bayangkan sebagai pecahan-pecahan puzzle
yang setiap bentuknya tetap, namun bisa dibentuk dan disatukan menjadi gambar
baru tergantung teori dan perspektif mana yang kita gunakan. Dalam HI pula lah
kita bisa mengaktualisasikan diri dan mendapat pengetahuan lebih yang selama
ini tidak kita ketahui mengingat cakupan ilmu nya yang sangat luas. Dan yang
lebih penting, dalam HI kita bisa meramalkan peristiwa apa yang akan terjadi
berdasarkan data dan analisis fakta yang telah kita kumpulkan sebelumnya. Juga
menjadikan kita memiliki bekal untuk memahami cara pandang kita terhadap suatu
negara, sekaligus mempelajari secara mendalam kebudayaan dan bahasa suatu
negara. Tidak lupa asumsi dasar realisme dan liberalisme tentunya bisa kita
gunakan untuk menganalisis interaksi antar manusia, untuk mengenal mana manusia
yang jahat dan bisa diajak kerjasama. Maka mulai sekarang, janganlah ragu untuk
mengenal bahkan menyelami Hubungan Internasional. Yakinlah disini kalian akan
mendapatkan ilmu dan pengetahuan apapun yang kalian ingin. We’re welcome for you all, be there and become a nice HI-ers.