Minggu, 10 Juli 2011

Sekilas tentang Kiprah Knight of Templar

Bila menilik kepada sejarah perang salib beberapa abad lalu, tentu kita selalu mendengar bagaimana cerita kepahlawanan Sultan Salahudin Al-Ayyubi yang memimpin umat Islam merebut Yerusalem dari pendudukan kaum Kristen. Ataupun kepemimpinan komandan Richard the Lionheart yang memimpin tentara Kristen yang dikenal tak takut mati. Namun dibalik cerita itu masih banyak sisi yang menarik dan unik untuk ditelusuri, termasuk cerita tentang Ksatria Templar.
Kstaria Templar hanyalah sebuah sekte agama Kristen kecil yang didirikan oleh beberapa tentara salib pada masa Perang Salib pertama di abad 11. Dalam perkembangannya, Templar bertransformasi menjadi penguasa eropa secara de facto selama kurang lebih dua abad. Dan menjadikan para raja, bangsawan dan pembesar lainnya seolah menjadi bawahan. Itu berkat kemampuan mereka dalam menguasai bisnis perbankan, perdagangan, transportasi dan properti berupa istana-istana besar Eropa juga lahan yang mereka perjual belikan. Mereka pun hanya bertanggungjawab kepada Sri Paus sebagai pimpinan tertinggi agam Kristen pada masa itu.

Berawal ketika umat Islam berhasil menduduki yerusalem paska Perang Salib, ternyata fanatisme agama Kristen di wilayah Eropa bangkit. Apalagi ditambah dengan kejadian pembunuhan besar-besar yang dilakukan pasukan Byzantium terhadap puluhan ribu petani anak buah Peter the Hermit, juga termasuk wanita dan anak-anak di dalamnya yang dalam perjalan menuju Yerusalem. Kejadian tersebut membuat Sri paus Urbanus II beserta bangsawan-bangsawan Eropa lainnya tergugah untuk mengirimkan pasukan “pembebas” Yerusalem yang disebut juga tetara salib atau Crusader.
Baru pada tahun 1905, Paus Urbanus II mengirimkan pasukan besar Crusader, dan menyerahkan jabatan komando pasukan kepada Godefroi de Bouillon yang bergelar Duke of Lower lorraine, untuk merebut Yerusalem dari tangan orang-orang islam. Akhirnya pasukan ini berhasil menjalankan misinya dan menguasai tanah Yerusalem dan sekitarnya. Atas restu Sri Paus dan suara pasukannya, Godefroi yang merupakan seorang keturunan Yahudi ini kemudian diangkat menjadi raja secara aklamasi untuk memimpin Yerusalem dan bertahta di masjid Al-Aqsa di komplek Kuil Sulaiman.
Setelah Godefroi wafat tahun 1099, sembilan ksatria templar dari Perancis mendirikan ordo Templar dengan tujuan utama melindungi peziarah Kristen di Yerusalem. Ordo ini kemudian mendapat kepercayaan penuh dari Raja Yerusalem yang baru, yaitu Baldwin of Boulogne, untuk menjadi pengawal komplek Kuil Sulaiman.
Disaat-saat terakhir di Yerusalem sebelum kembali diusir oleh Salahuddin Al-Ayyubi, para Templar menemukan harta karun yang tersembunyi dan tersimpan di bawah kuil sejak zaman Nabi Sulaiman yang ketika itu memerintah Yerusalem. Harta itu tidak saja berupa emas dan perak dengan jumlah yang sungguh tak terkira, namun juga peninggalan-peninggalan bersejarah paling berharga seperti artefak kitab-kitab kuno seperti Injil dan Taurat yang masih asli, dan menurut cerita yang berkembang ada juga batu tablet Nabi Musa tempat diukirnya wahyu dari Allah yang pernah disampaikan kepadanya di bukit Thursina.
Paska terusirnya semua penduduk Kristen untuk kembali ke Eropa, tahun 1128, Ordo Templar perlahan menjadi ordo yang paling berpengaruh, berkat harta milik Nabi Sulaiman yang mereka temukan. Pada tahun itu, melalui Council of Troyes di Troyes, Perancis, yang dipimpin St. Bernard dan dihadiri utusan Paus, Ordo Templar disahkan sebagai Ordo resmi agama Kristen. Kemudian pada tahun 1139, Paus innocent mengeluarkan dekrit bebeas dari semua kekuasaan kecuali kekuasaan Paus. Da sebagai akibatnya, Templar mendapatkan wilayah kekuasaan yang terbentang antara Inggris hingga tanah Palestina dan sebagian besar properti yang ada di dalamnya. Raja Inggris ketika itu, Henry I segera memberikan hadiah besar-besaran kepada Templar dan Raja Spanyol Alfonso menyerahkan 1/3 wilayahnya untuk Templar.
Namun kekuatan sebenarnya yang dimiliki Ordo Templar adalah kekuasannya sebagai pemegang monopoli perbankan. Dengan kekayaan yang dimilikinya, para raja dan bangsawan tidak lebih sebagai orang miskin di hadapannya. Selain kewajiban membayar pajak tanah, bangunan dan properti lainnya kepada Templar, para raja da bangsawan juga terjerat dalam hutang beserta praktek riba yang amat mencekik yang diberlakukan Templar.
Meskpun secara resmi Templar termasuk ordo agama Krsiten yang melarang riba, Templar pada kenyataannya di lapangan adalah sekte bid’ah dan sesat penyembah berhala. Secara diam-diam mereka masih mempraktekan ritual-ritual kuno paganisme penyembahan berhala yang dilakukan bangsa-bangsa Mesir dan Babilonia dan ditiru oleh orang-orang Yahudi nenek moyang mereka. Templar-templar yang sesat itupun adalah keturunan Yahudi Parisi dan Saduki yang dalam catatn sejarah pernah membunuh nabi-nabi dan kaum yang berusaha menyalibkan Nabi Isa. Dalam sisi keyakinan, mereka berbeda dengan Yahudi Essene (Nashara) yang menyembah Tuhan yang Esa.
Karena kekuasannya yang luar biasa dan diperoleh secara instan, membuat para raja dan bangsawan menaruh kedengkian dan iri kepada mereka. Sri Paus dan para pendeta pun akhirnya mengetahui penyimpangan agama para Templar. Apalagi karena kemudian disadari bahwa agama bid’ah seperti Templar telah menyebar seperti jamur di musim hujan. Selain Templar, masih terdapat beberapa sekte krsiten bid’ah lainnya seperti sekte Cistercian, Cathary, serta beberapa ordo Freemason seperti brotherhood of the third Degree, Children of Father Soubise, dll
Akhirnya tahun 1208, Paus Innocent III mengirimkan 30.000 pasukan untuk membasmi sekte-sekte Kristen bid’ah di Languedoc, Perancis, yang disinyalir menjadi basis utama sekte-sekte bid’ah tersebut. Pada tahun 1244 misi penghancuran sekte-sekte bid’ah di Languedoc selesai, namun sampai saat itu sekte Templar masih belum tersentuh. Dan baru pada 1307, Raja Perancis, Phillip IV dan Paus Clement V menyerang dan menghancurkan Templar di seluruh Eropa.
Namun seseungguhnya Templar tidak hancur sama sekali. Sisa-sisa yang masih bertahan akhirnya memutuskan untuk bergerak di bawah tanah, atau berubah menjadi ordo-ordo baru seperti Knight Hospitaller yang berhasil membangun bisnis perbankan Swiss hingga masih eksis sampai kini. Ordo-ordo samaran lainnya diantaranya adalah, Knight of Teutonic.
Dan dalam penyamarannya, para Templar terus aktif menjalankan misinya. Mereka mendorong gerakan protestan untuk memecah dan mengadu domba agama Krsiten. Mereka memprovokasi raja-raja untuk bergerak melawan Paus. Dan akhirnya pada tahun 1789 mereka sukses menggerakan Revolusi Perancis yang selain berhasil membalaskan dendam terhadap eaja Perancis, juga menghancurkan institusi gereja Katholik. Pada akhirnya memisahkan agama Krsiten dari kehidupan.