Kamis, 28 Juli 2011

Terbuka Kedoknya, Pembantaian Norwegia Ulah Zionis

Jika terjadi suatu peristiwa teror besar, apalagi yang berskala internasional jangan pernah untuk berniat mencari berita di media-media massa yang besar, apalagi yang juga berskala internasional. Selalu bentuk dalam mindset anda agar senantiasa mencurigai Yahudi Israel di balik itu semua. Karena sesungguhnya merekalah tokoh “antagonis” utama di setiap zaman kehidupan manusia.
Carilah berita atau informasi di media-media massa independen, bukan media yang dimiliki oleh seorang anggota golongan/partai tertentu. Atau justru cari di media massa milik Yahudi yang berskala hanya untuk konsumsi orang Yahudi, karena biasanya kemungkinan besar akan ditemukan fakta yang cenderung menjurus kepada kebenaran. Termasuk dalam persitiwa teror di Norwegia yang terjadi beberapa hari lalu. Termasuk dalam menulis berita ini, saya dapatkan data dari blognya Philip Marlowe, incogman.net. Dari sana bisa ditemukan pelaku dan motif pembantaian di Norwegia.
Lalu ada laporan dari sebuah media massa Yahudi, JTA tanggal 26 Juli menyebutkan, “Tersangka yang telah mengaku sebagai pelaku penyerangan brutal di Norwegia yang menewaskan 98 orang ternyata pengikut gerakan ekstrim kanan anti-Islam sekaligus pro-Zionis… Aders Behring Breivik dituduh telah meledakkan bom mobil di luar kantor pusat pemerintahan Norwegia di Oslo yang juga merupakan kantor Perdana Menteri Jens Stoltenberg, juga melakukan penembakan yang menewaskan setidaknya 85 anak-anak muda di pulau Utoya yang dijadikan tempat pertemuan politik (untuk mendukung Palestina;pen)).
Media-media massa besar berupaya menggambarkan Anders Behring Breivik sebagai pengikut gerakan ekstrim kanan kulit putih atau neo-Nazi. Namun sebaliknya dia adalah pembenci gerakan semacam itu sebagaimanana layaknya orang-orang Zionis pro-Yahudi. Dia lebih tepat disebut sebagai pengikut neocons, yaitu gerakan Zionis ekstrim yang kini menguasai politik Amerika dan bertanggungjawab atas kampanye perang di Afghanistan dan Irak. Bedanya, dia melakukan sendiri kampanye itu dengan tangannya, sementara pengikut neocons lainnya cukup mengirimkan prajurit dungu ke medan perang.
Seorang pengikut neo-Nazi atau gerakan ekstrim kulit putih sudah tentu tidak akan melakukan pembantaian terhadap saudara-saudara kulit putih sendiri, terutama anak-anak muda yang mengikuti pertemuan politik di pulau Utoya.
Operasi "false flag" WTC 2001 sukses menggiring dunia pada kebencian terhadap Islam, menghancurkan negara-negara Islam dan memberikan keuntungan ekonomi dan strategis pada gerakan zionisme di Timur Tengah. Operasi Norwegia 2011 akan menggiring penerapan "negara terror" di seluruh Eropa sekaligus menghancurkan gerakan anti yahudi (anti-semit) yang kini tengah berkembang pesat di Eropa.
KETERANGAN GAMBAR:

Beberapa remaja Norwegia korban tragedi Norwegia, berperahu di dekat Pulau Utoya tempat terjadinya pembantaian Norwegia sehari sebelum tragedi. Mereka, sebagaimana kebanyakan rakyat Norwegia, telah mulai sadar dengan kejahatan yahudi, menjadi pendukung perjuangan Palestina. Lihat bendera Palestina yang dibawa mereka dan kain scarf simbol perjuangan Palestina yang dikenakana salah seorang dari mereka. Tentu saja ini semua tidak akan dimuat di media-media massa besar.